Selasa, 24 April 2018

NASIHAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI TENTANG RIDHA

NASIHAT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI TENTANG RIDHA

"Kalian harus senantiasa ridha kepada Allah Azza wa Jalla dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan baik maupun buruk, sehat ataupun sakit, kaya maupun miskin, dan dalam keadaan sukses ataupun gagal. Aku tidak melihat obat yang baik bagi kalian selain berserah diri kepada-Nya,

Jika Allah menakdirkan sesuatu bagi kalian, janganlah takut. Janganlah mengeluh kepada selain-Nya, sebab itu justru bisa menyebabkan bencana bagi kalian, Tenang dan diamlah! Jika kalian ridha, Dia akan mengubah kesusahan kalian menjadi kebahagiaan!"
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath Ar-Rabbani

Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'ala 'alihi wa shohbihi wa salim

Senin, 23 April 2018

Prasangka Baik dan Makna Mencintai

Al-Imam asy-Syafi'i ra berkata :

"Barangsiapa yang menginginkan khusnul khatimah dipenghujung umurnya,maka hendaknya ia berprasangka baik kepada semua manusia"

- Jagalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat, dan angkatlah kesusahanmu dengan mendirikan solat.

[Sayyidina Ali Bin Abi Thalib كرم الله وجهه]
- sifat menahan kemarahan adalah lebih mulia daripada membalas dendam.

[Sayyidina Ali Bin Abi Thalib كرم الله وجهه]

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Disana ada seseorang yang selalu mencari kesalahanmu agar bisa menjadi alasan baginya untuk menjauh darimu. Dan ada pula diantara mereka yang senantiasa menjadikan matanya buta akan kesalahanmu kerana dia tak pernah mau untuk jauh darimu. Mereka para pecinta akan menganggap semua yang datang dari sang kekasih adalah hal yang terindah, meski terkadang menurut orang lain itu adalah musibah.

[Habib Ali Zaenal Abidin Alkaff]

Menjaga HATI dan LIDAH

-jika dirimu rasa tak senang hati krn tak dihormati dlm majlis, ia menandakan dlm hati mu masih ada takbur,"

Suka dihormati dan dipuji manusia menunjukkan hatimu masih cinta dunia, bagaimana ibadah mu boleh suci sampai pada Allah sedangkan dlm hati mu penuh busuk dgn kotoran dunia.

Imam Ghozali
"Orang beriman akan merasa bahagia ketika melihat orang lain mendapat anugerah dan kebahagian. Sebaliknya, ia bersedih ketika mereka ditimpa bencana atau kesulitan. Ia merasa seakan-akan telah menjadi bahagian mereka dan ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Ia seakan-akan terlibat dalam kehidupan mereka meskipun apa yang mereka alami tidak terkait dengan kehidupan pribadinya.

(iman al-Ghazali Ra)
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Berapa ramai nanti orang yang akan di lempar  ke dalam api neraka jahanam dengan sebab kejelekan yang telah dibuat oleh lidah mereka.

[Imam Al-Ghazali ‎رحمه الله تعالى]

Manfaat Makanan Halal dan Pilihlah ketentuan Allah SWT

Manfaat Makanan Halal

Nasehat Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad


Diantara manfaat makanan halal adalah:

> Menyinari hati dan melembutkannya.

> Menyebabkan adanya rasa takut kepada Allah SWT dan khusyu' kepada-Nya.

> Memberikan semangat dan motivasi pada anggota tubuh untuk berbuat ketaatan serta beribadah kepada-Nya.

> Menumbuhkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan pada akhirat.

> Penyebab diterimanya amal-amal shaleh kita.

> Penyebab dikabulkannya doa doa kita.

Berkata Sayyiduna 'Umar bin khottob Ra : " Andai disodorkan ketentuan-ketentuan manusia agar dia/manusia itu sendiri yang memilihnya, niscaya aku akan memilih ketentuan yang ALLAH SWT pilihkan untuk manusia tersebut ...

Senin, 16 April 2018

Menangisi Jenazah


BOLEH MENANGISI JENAZAH, ASAL TIDAK MERATAPI

Luthfi Bashori

Menangis karena sedih ditinggal wafat salah satu keluarga atau orang yang dicintai hingga melelehkan air mata itu hukumnya boleh, asalkan tidak meratap-ratap atau meraung-raung apalagi hingga merobek baju maupun menyakiti badan sendiri, sebagaimana yang lazim disebut Niyahah seperti yang sering diperagakan oleh kaum Syiah. Sedih menangisi jenazah hukumnya boleh, sedangkan Niyahah itu hukumnya haram secara mutlak.

Sy. Abdulllah bin Umar RA memberitakan, ketika Sy. Sa’ad bin Ubadah RA jatuh sakit, Rasulullah SAW mengunjunginya bersama Sy. Abdurrahman bin Auf RA, Sy. Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dan Abdullah bin Mas’ud RA. Sewaktu Nabi SAW dan para shahabat sampai di sana, Sa’ad sedang pingsan.

“Apakah sudah meninggal?” Tanya Nabi Muhammad SAW.

“Belum, wahai Rasulullah.”

Maka Nabi Muhammad SAW menangis. Melihat beliau menangis, para shahabat pun turut menangis.

“Tahukah kaliah?” tanya Rasulullah SAW. “Sesungguhnya Allah tidak menyiksa seseorang karena menangis dan tidak pula karena bersedih hati. Akan tetapi, Allah akan menyiksa karena ini (beliau menunjuk lidahnya) atau memberi rahmat karenanya.” (HR. Muslim).

Menangisi jenazah secara wajar itu sangatlah manusiawi dan menandakan dirinya masih punya hati, punya rasa iba serta berprikemanusiaan. Hati yang lembut, tentu akan merasakan kesedihan saat ditinggal wafat oleh orang-orang yang dicintainya.

Berbeda dengan orang yang hatinya mati, perangainya keras, jiwanya kering keimanannya tipis, maka tidak ada yang dapat mengingatkan dirinya bahkan oleh peristiwa kematian keluarga dekatnya sekalipun. Orang-orang yang seperti ini agak sulit diharapkan kebaikannya.

Sy. Usamah bin Zaid RA menceritakan bahwa pada suatu hari ketika para shahabat bersama-sama Nabi SAW, datanglah seorang suruhan putri beliau (Zainab) yang mengabarkan bahwa anak dari putrinya itu (cucu Nabi SAW) maninggal dan meminta beliau datang.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Pulanglah kamu, sampaikanlah padanya bahwa kepunyaan Allah jualah yang telah diambil dan diberikan-Nya, segala sesuatu telah di tetapkan Allah ajalnya.”

Beberapa waktu kemudian, orang suruhan itu datang lagi, “Dia (Zainab) benar-benar sangat mengharapakan kesudian Rasulullah SAW menjenguknya.”

Pergilah Nabi SAW beserta para shahabatnya, antara lain Sy. Sa’ad bin Ubadah dan Mu’adz bin Jabal, serta Usamah bin Zaid. Sesampai di rumah Zainab, seseorang memberikan jenazah anak Zainab itu kepada beliau. Seketika napas beliau tersengal-sengal seperti seorang kelelahan. Air mata beliau pun tak terbendung lagi.

“Mengapa begini, wahai Rasulullah?” Tanya Sa’ad

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Ini adalah rahmat yang dijadikan Allah dalam hati setiap hamba-Nya yang pengasih.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, Sy. Anas RA menceritakan, “Aku menyaksikan jenazah seorang putri Nabi SAW dimakamkan. Rasulullah SAW duduk di sisi kuburannya, dan aku melihat baliau mencucurkan air mata.” (HR. Al-Bukhari).

Begitulah salah satu amaliyah Nabi Muhammad SAW yang sekaligus dapat dicontoh oleh umat Islam. Tentu sangat berbeda dengan Niyahah atau ratapan terhadap jenazah yang dilarang oleh beliau SAW.

Sy. Ummu Salamah RA  mengungkapkan, ketika suaminya (Abu Salamah RA) meninggal, ia berujar, “Aku ini orang asing, (suamiku) meninggal pula di negeri asing. Akan kuratapi dia sepuas-puasnya supaya menjadi buah bibir orang.”

Sewaktu ia bersiap-siap akan meratapi suaminya, kata Sy. Ummu Salamah RA, datanglah seorang wanita dari dusun yang menawarkan diri menolongnya meratap. Akan tetapi datang Rasulullah SAW menghampirinya dan bersabda, “Apakah kamu ingin memasukkan kembali setan ke rumah ini, padahal Allah telah mengeluarkannya dari sini?”

Nabi SAW mengulangi sabdanya sampai dua kali. Mendengar itu, Sy. Ummu Salamah RA tidak jadi meratap. (HR. Muslim).

Seperti juga riwayat Sy. Ibnu Abbas RA, beliau menuturkan, bahwa ketika Sy. Zainab binti Rasulullah SAW meninggal dunia, para wanita menangis. Lalu Sy. Umar RA memukul mereka dengan (ujung) cambuknya.

“Sabar ya Umar,” cegah Rasulullah SAW. Lalu beliau SAW bersabda, “Takutlah kalian meraung-raung yang berasal dari setan. Sungguh jika tangisan itu sekadar mengeluarkan air mata karena kesedihan hati, maka itu berasal dari Allah dan perasaan iba. Sedangkan jika tangisan itu meraung-raung diikuti perbuatan tangan (merobek-robek baju atau memukuli diri sendiri), maka itu berasal dari setan.” (HR. Ahmad).

Jadilah Bunga Yang Mengharumi Meski ditangan Penghancur Dan Hati2 Dengan Ilmu dan Amalmu

seseorang itu berdasarkan hati dan pikirannya bukan berdasarkan keberadaan jasadnya.

Berapa banyak orang yang berapa di pengajian,tetapi hati dan pikirannya berada diluar.

Habib Abdullah Al Haddad

jadilah bunga yang memberi keharuman bahkan kepada tangan yang menghancurkannya.

Imam Ali karomalllahu wajhah Memperbaiki amalan lebih penting dari amalan itu sendiri

Menurut pandangan orang arifin yang memiliki mata hati dan keyakinan yang tajam, bahwa memperbaiki amal perbuatan lebih penting dari pada amalan itu sendiri. Karena menunaikan bentuk amalan dzahir seperti sholat, puasa, membaca al-Qur'an dan berdzikir kepada Allah Swt tanpa adanya perbaikan, penyempurnaan, peresapan makna-makna batinnya.

Seperti juga adanya rasa pengagungan, kekhusu'an dan kehadiran hati yang sudah menjadi hak Allah swt dalam menjalankan setiap ibadah serta tidak adanya tata krama yang layak dihadapan-Nya yang sesuai dengan kedudukan-Nya yang Maha Tinggi. Ketahuilah, bahwa ibadah semacam ini hanyalah susah payah belaka tanpa menghasilkan sesuatu apapun.

للامام عبدالله الحداد رضي الله عنه ،
الفصول العلمية والحكمة ؛؛ -
tiada ketenangan di dunia kecuali bagi orang2 yang bodoh.

Imam Abdullah Al Haddad

MERENUNGKAN...

Apabila engkau ingin mengetahui ilmu dan amalan yang paling bermanfaat dan penting bagimu,maka renungkan lah bahwa kelak engkau akan meninggal dunia dan engkau akan menghadap kepada ALLAH,lalu ALLAH akan menanyaimu seluruh ilmu,amal perbuatanmu dan keadaanmu ,hingga kemudian engkau akan di giring menuju surga atau nerakanya.

Imam Abdullah Al Haddad

Bersandarlah pada Allah dan Belajarlah Mencintai Rasululloh

Belajarlah untuk jatuh cinta kepada Rasulullah ﷺ.

Kalau sudah jatuh cinta kepada Rasulullah ﷺ maka kalian pasti akan dicintai Allah سبحانه وتعالى.

"Barang siapa bersandar pada harta,
ia akan miskin.

Barang siapa bersandar pada harga diri,
ia akan hina.

Barangsiapa bersandar pada akalnya,
ia akan tersesat.

Namun barang siapa bersandar pada Allah, sesungguhnya ia tak pernah miskin, hina dan sesat."

[Ali bin Abi Thalib RA]

“Bila Allah membuat alam dan makhluk serba memusingkanmu, sungguh itu suatu panggilan agar kau cari ketenangan pada kebersamaan dengan-Nya.

Bila Dia memberi musibah, Dia ingin engkau kembali kepada-Nya dengan pasrah dan berserah.

Bila Dia memberimu ujian, Dia ingin engkau mencari-Nya untuk meminta pertolongan.

Bila Dia memberimu kesempitan, Dia ingin engkau kembali kepada-Nya untuk mencari kelapangan.”

(Ibn Atha’illah)

HAMBA DAN RAJANYA...

Raja tetap Raja, hamba tetap hamba.

Jika ada hamba maka ada Rajanya tetapi jika ada Raja tidak semestinya ada hamba.

Raja tidak memerlukan hambanya, sebaliknya hambalah yang amat memerlukan Rajanya.

Bertuah dan beruntunglah kepada sesiapa yang dapat mengenali Rajanya, sekiranya sudah kenal maka tenanglah hambanya berbakti dengan penuh nikmat untuk Rajanya.

Dan hanya hamba yang sudah mengenali Rajanya sahaja dapat mengenal pasti siapakah Rajanya walaupun akan ada beribu yang menyamar sebagai Rajanya.

Amat rugilah hamba yang tidak mengenali Rajanya...

7 Golongan Yang Dinaungi Allah SWT

| 7 Golongan Yang Dinaungi Allah Azza Wa Jalla |

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:

1) Imam yang adil,

2) Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,

3) Seorang yang hatinya bergantung ke masjid,

4) Dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,

5) Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’

6) Seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta

7) Seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”

Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh:
1. Al-Bukhari (no. 660, 1423, 6479, 6806),
2. Muslim (no. 1031 (91)),
3. Malik dalam al-Muwaththa’ di Kitâbusy Syi’ar bab Mâ Jâ-a fil Muttabi’iin fillâh (hlm. 725-726, no. 14),
4. Ahmad (II/439),
5. At-Tirmidzi (no. 2391),
6. An-Nasa-i (VIII/222-223),
7. Ibnu Khuzaimah (no. 358),
8. Ath-Thahawi dalam Musykilul Âtsâr (no. 5846, 5847), dan
9. Al-Baihaqi dalam Sunannya (IV/190, VIII/162).

Ego,Sombong Dan Kemashuran

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Ketika Syurga bukan lagi sebagai tujuan akhirat, Namun kebersamaan dengan Nabi Muhammad ﷺ adalah akhir dari segala tujuan itu adalah hakikat Mahabbaturrasul.

[Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi]

seseorang tidak akan pernah sadar akan usahamu untuk membuatnya bahagia kecuali di saat kamu berhenti melakukan hal untuknya.

Habib Ali Zaenal Abidin al-kaf

Penyakit yang sukar diubati dalam kalangan penuntut ilmu adalah ego dan sombong.

Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid ~

Jadilah orang yang suka mengasingkan diri (sehingga amalan mudah tersembunyi), dan janganlah suka dengan kemasyhuran.

Ibnu Al Mubarok ~

ada pakaian untuk dipakai hari ini, ada makanan untuk dimakan hari ini, dan ada tempat untuk bermalam hari ini. Kalau kita mahu bersyukur itu sudah menjadi satu nikmat besar kepada kita.

Kerana malam ini, ada keluarga yang menangis kerana anaknya masih lapar. Ada orang yang menangis kerana sakit dan ada yang tak punya rumah untuk bermalam.

Sebelum mengeluh, bayangkan sebentar posisi mereka dan ingat betapa beruntungnya kita.

Kamis, 05 April 2018

Perhatikan "cara" bukan "banyak" nya amal

"Barangsiapa yang menghabiskan waktu berjam-jam lamanya untuk mengumpulkan harta karena takut miskin, maka dialah sebenarnya orang yang miskin."

- Imam Al-Ghazali -
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Hendaklah kamu lebih memperhatikan cara amalan itu diterima berbanding banyak beramal. Kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai taqwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?

[Sayyidina Ali Bin Abi Thalib كرم الله وجهه]
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya, dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.

[Sayyidina Ali Bin Abi Thalib كرم الله وجهه]

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Jagailah ibu bapa kamu, nescaya anak-anak kamu akan menjaga kamu.

[Sayyidina Ali Bin Abi Thalib كرم الله وجهه]

jika kamu melihat seorang alim yang mencintai dunia,maka jauhkanlah ia dari agamamu.
Karena setiap pecinta tenggelam dalam apa yang dicintainya.

Sahabat Umar bin khottob

Istiqomah

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Semua ibadah itu awalnya mesti dipaksakan dan dilatih. Tengahnya adalah kebiasaan dan kemudahan. Dan akhirnya adalah kenikmatan dan ketergantungan. Jadi biasakan hal-hal yang baik, sebab walau awalnya berat, tapi akhirnya nikmat. Bermanfaat pula dunia dan akhirat, masih mau malas-malasan ibadah?

[Habib Nabil Fuad Al-Musawa]

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Tiada yang membedakan seseorang wali itu dengan manusia yang lain dari segi amalannya kecuali ia memiliki kekuatan jiwa yang besar dan hebat dalam menghadapi musibah. Dan bagi wali itu karamah yang paling besar ialah istiqamah dengan Tuhannya, redha dan patuh pada qada' dan qadarNya.

[Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani قدس الله سره]

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

❝Apa jebakan tertinggi syaitan pada orang-orang yang tenggelam dalam kemaksiatan? Jebakan tertinggi bukan kemaksiatan itu sendiri, melainkan rasa putus asa untuk bertaubat. Sebab syaitan tahu maksiat sebesar apapun bisa diampuni. Tapi jika manusia putus asa bertaubat, tak bisa diampuni.

[Habib Nabil Fuad Al-Musawa]

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Apa yang mudah di dunia ini? Menilai orang lain. Apa yang sulit di dunia ini? Menilai diri sendiri. Jangan bangga atas kebaikkanmu. Tapi koreksilah agar engkau selalu dalam kebaikkan.

[Habib Ja’afar Shodiq Alkaff]

dalam diam terdapat hikmah,harga diri dan perlindungan dari segala aib.
Banyak bicara tak lebih dari menunjukan kekurangan diri kita.
Banyak bicara adalah sumber dari segala bencana.
Apa yang dipetik manusia dari ucapannya sepanjang masa,tak lain hanyalah kebencian serta kerugian.
Oleh karena itu ,janganlah engkau remehkan tipu daya lisan.
Karena walaupun hanya sedikit yang keluar,namun bahayanya sungguh amatlah besar.

Habib Abdurahman bin Abdullah bilfaqih

Nasehat Taubat dan Kebenaran

"Makna taubat yang sesungguhnya adalah tidaklah terus menerus didalam kemaksiatan & tidak ada kebanggaan didalam diri ketika berbuat ketaatan."

Sayyidina Ali karomalllahu wajhah

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Jika tak bisa taat, jangan kau bunuh imanmu dengan maksiat.

[Imam Asy-Syafi’e رحمة الله تعالى]

  Barang siapa yang tidak mengambil manfaat dari bacaan Al Qur-an dan dzikir yang telah ia baca, serta tidak takut dengan peringatan dan keterangan yang ada didalamnya, maka hal itu terjadi karena lemahnya iman serta berkaratnya hati dari kotoran yang telah menutupinya.

(Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah bilfagih)

‎‏‎
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

- Tempat tawadhu adalah hati, maka dampaknya menjadi jelas dalam satu kata dan tindakan.

[Al-Allamah Sayyidi Habib Umar Bin Hafidz حفظه الله تعالى]

Sayyidina Ali bin Abi Tholib berkata kepada Sayyina Abu Bakr As-Shiddiq :

اعرف الحق تعرف أهله

“Kenalilah kebenaran, niscaya engkau akan mengenal pemiliknya.”
tatkala engkau bisa menghargai orang lain maka orang lain pun akan menghargaimu.

Bilamana engkau tak bisa mengahargai orang lain maka jangan harap orang lain akan menghargaimu.