Jumat, 03 April 2020

MAKNA DAN KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

MAKNA DAN KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Sya’ban dalam bahasa arab terdiri dari lima huruf. Syin, ain, ba’, alif dan nun. 
Huruf syin mewakili kata syaraf yang bermakan kemuliaan. 
Huruf ain adalah singkatan dari ‘uuwwi yang berarti tingkat tinggi. 
Huruf ba’ dari kata birr yaitu kebaikan. 
Huruf alif dari kata ulfah yang mengandung makna kasih sayang. 
Huruf nun dari kata nur yang berarti cahaya. 

Inilah segala predikat yang melekat dalam bulan Sya’ban 
yang disediakan oleh Allah ﷻuntuk hamba-hambanya.
Pada bulan Sya’ban inilah Allah ﷻ membuka pintu-pintu kebaikan dan 
menurunkan berkah-Nya dan pada bulan inilah Allah ﷻ bershalawat kepada Rasulullah ﷺ
selaku Khairul Bariyyat (makhluk yang paling mulia).

وهو شهر الصلاة على النبى المختار, قال الله تعالى 
"ان الله وملائكته يصلون على النبى يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

Dalam sebuah pendapat sebagaimana dinuqil oleh 
Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailani رحمه الله‎
dalam kitabnya ‘al-Ghunyah’ di katakan:

صلاة الرب تبارك وتعالى على نبيه تعظيم الحرمة, 
وصلاة الملائكة عليه اظهار الكرامة, 
وصلاة الأمة عليه طلب الشفاعة.

Shalawat yang berikan Allah  ﷻ kepada Muhammad ﷺ adalah sebuah penghormatan, 
Shalawat atas Nabi ﷺ dari para malaikat merupakan pengejawantahan dari karamah, 
sedangkan 
Shalawat atas nabi ﷺ dari kita selaku ummat adalah permohonan syafaat dan pertolongan.

Tentang KEUTAMAAN bulan sya’ban, dalam kitab yang sama diterangkan lebih lanjut 
bahwa Allah ﷻ selalu memilih SATU dari EMPAT hal :

Allah ﷻ memililih empat MALAILAT,
yaitu Jibril عليه السلام, Mikail عليه السلام , Israfil عليه السلام dan Izrail عليه السلام. 
Dan Allah ﷻ mengutamakan untuk memilih malaikat Jibril عليه السلام. 

Allah ﷻ memilih empat NABI, 
yaitu Ibrahim عليه السلام, Musa عليه السلام , Isa عليه السلام dan Muhammad ﷺ. 
Dan Allah ﷻ mengutamakan untuk memilih Nabi Muhammad ﷺ. 

Allah ﷻ memilih empat SAHABAT, 
Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , Usman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dan Ali رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. 
Dan Allah ﷻ mengutamakan kuntuk memilih Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. 

Allah ﷻ memilih empat MASJID,
Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, Masjid Nabawi, dan Masjid Turisina. 
Dan Allah ﷻ mengutamakan untuk memilih Masjidil Haram. 

Begitulah seterusnya hingga Allah ﷻ memilih empat BULAN 
yaitu Rajab, Sya’ban, Ramadhan dan Muharram. 
Dan Allah ﷻ mengutamakan untuk memilih Sya’ban. 
Kemudian Allah ﷻ jadikan Sya’ban sebagai Syahrun nabi bulannya Rasulullah ﷺ. 
Sebagaimana posisi Rasululullah ﷺ sebagai Afdhlul Anbiya’
maka bulan Sya’ban pun sebagai Afdhalus Syuhur.

Dijelaskan dalam hadits secara eksplisit:

وقد روى  ابو هريرة رضى الله عنه انه قال ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: 
شعبان شهرى, ورجب شهر الله, ورمضان شهرامتى, شعبان هو المكفر, ورمضان هو المطهر.

Sya’ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan Tuhanku, Ramadhan adalah bulan umatku. 
Sya’ban adalah bulan pemberangus dosa dan Ramadhan adalah bulan penyucian diri.     

Dalam konteks menjaga ketaatan selama Sy’aban inilah kemudian Rasulullah ﷺ
mengeluarkan hadits yang cukup terkenal. 
Diceritakan bahwa suatu ketika Nabi ﷺ memberikan mauidhah kepada seorang lelaki 
yang ternyata adalah Abdullah bin Umar bin Khattab رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. 
Rasulullah ﷺ bersabda :
“jagalah lima perkara sebelum datangnya lima yang lainnya, 
 masa mudamu sebelum masa tuamu. 
 Sehatmu sebelum masa sakitmu. 
 Kayamu sebelum datang miskinmu. 
 Kelonggaranmu sebeblum waktu sumpekmu dan hidupmu sebelum matimu."

PERISTIWA PENTING DI BULAN SYA’BAN

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban? karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki رحمه الله‎
menyebutkan tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim.

1. Peralihan Kiblat

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban. 
Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 
dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat 
Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah ﷻ memerintahkan 
Nabi Muhammad ﷺ untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban 
yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu2 oleh Nabi Muhammad ﷺ. 
Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ berdiri menghadap langit 
setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu 
seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

“Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, 
  maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. 
  Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

2. Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah ﷻ

Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini 
semua amal kita diserahkan kepada Allah ﷻ. 
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki رحمه الله‎ mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i 
yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dan Nabi Muhammad ﷺ.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana 
  engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Kemudian Rasulullah ﷺ menjawab, 
“Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. 
 Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah ﷻ. 
 Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah ﷻ, aku dalam keadaan puasa.”

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh 
rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi رحمه الله‎, 
ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal 
kepada Allah ﷻ selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. 
Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah ﷻ tanpa 
menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah ﷺ

Pada bulan Sya’ban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk 
Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. 
 Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan 
 ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat. 
Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan. 
Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani 
dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa 
ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah. 

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Sumber :
Kitab Ma Dza fi Sya’ban 
Karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki

Sumber :
Kitabnya ‘al-Ghunyah’
Karya : Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailan رحمه الله‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar